Kasus 1
Seorang perempuan, usia 35 tahun datang dengan keluhan
gatal-gatal di lipatan pahanya, sejak 3 hari terakhir. Pasien sudah sering
mengalami keluhan ini, terutama jika makan seafood, dan berkeringat di daearah
pahanya. Hasil pemeriksaan terlihat lesi
madidans (basah), keerahan, terlihat lesi satelit. Dokter kemudian
memberikan obat derivate hidrokortison, antihistamin dan antijamur.
A.
Daftar Masalah :
·
Gatal-gatal di lipatan pahanya sejak 3 hari
terakhir terutama jika makan sea food
·
Berkeringat di daerah lipatan paha
·
Terdapat lesi madidans, kemerahan serta lesi
satelit
Diagnosis : Dermatitis alergi, infeksi jamur
B.
Tujuan Terapi
·
Mengatasi gatal-gatal pada lipatan paha
·
Mengobati lesi kemerahan yang ada pada lipatan
paha
C.
Terapi yang Rasional
·
Hidrokortison (terlampir)
·
Antihistamin (terlampir)
·
Antijamur (terlampir)
Analisis
·
Obat derivat hidrokortison
Hidrokortison merupakan turunan
sintesis dari kortikosteroid. Obat kortikosteroid memiliki efek anti radang dan
immunosupresif terhadap berbagai pencetus inflamasi salah satunya adalah
infeksi. Kerjanya kemungkinan dengan menekan kerja dari sel leukosit. Glukokortikoid
sangat berkhasiat dalam jenis demartitis yang disertai dengan peradangan.
Regimen yang lazim digunakan untuk erupsi eksema adalah salep hidrokortison 1%
yang dioleskan secara lokal dua kali sehari. Glukortikoid hidrokortison ini
dikontraindikasikan pada dermatitis yang luka akibat sudah lama tidak diobati.
Pada pasien masih dapat diberikan hidrokortison. Terkait dengan efek samping
yang dapat ditimbulkan, penggunaannya harus dibatasi, artinya diberikan bila
perlu (dalam hal ini manifestasi berupa gatal dan eksema masih ada). Penggunaan
dibatasi selama 1 minggu, jika gejala masih berlanjut, pasien diminta untuk
konsultasi kembali ke dokter.
·
Anti histamin
Kasus ini kami memberikan obat antipruritus yang efektif kerjanya,
praktis pemberiannya, cukup terjangkau harganya dan tidak menyebabkan
kantuk yaitu Cetirizine dengan dosis
5-10 mg dengan masa kerja 12-24 jam sehingga pemberian cukup 1 kali sehari.
Alasan kami tidak memberikan Chlorpheniramine / CTM adalah karena obat golongan ini dapat
menyebabkan kantuk sebab pasien dalam usia produktif sehingga kami menghindari
penggunaan antihistamin yang sedative.
·
Obat anti jamur
digunakan pada umumnya adalah golongan azol, bekerja
menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol utama untuk mempertahankan
integritas membran sel jamur. Bekerja dengan cara menginhibisi enzim sitokrom P
450, C-14-α-demethylase yang bertanggung jawab merubah lanosterol menjadi
ergosterol, hal ini mengakibatkan dinding sel jamur menjadi permeabel dan
terjadi penghancuran jamur. Obat yang kami pilih untuk antijamur adalah
ketokonazol cream 2% karena memiliki spektrum antijamur yang luas, dipilih
bentuk sediaan topikal karena lokasi lesi yang bersifat lokal sehingga
didapatkan efek samping yang minimal.
Edukasi pada pasien:
·
Meminta pasien untuk selalu menjaga
kebersihan diri
·
Untuk obat anti jamur dan hidrokortison,
dikarenakan kedua obat sediaannya topikal, diberikan interval pemberian untuk
keduanya, obat kedua dapat dioleskan satu jam setelah obat pertama.
·
Menghindari hal-hal yang menyebabkan
alergi pada pasien
·
Jika keluhan berlanjut setelah
pengobatan selama 1 minggu, konsultasikan kembali pada dokter.
PENULISAN RESEP
dr. Anshoril Arifin
SIP No: 666/456/UP/DINKES
|
|||
Praktek :
JL. Kekalik No.666 Mataram
Tlp:
(0370) 621954
|
|||
Mataram,
8 Juni 2012
s.b.d.d mane et vesp
s.b.d.d mane et vesp
s.u.d.d p.r.n tab I p.c
|
|||
Pro : Ny. S
Umur :
35 tahun
Alamat
: Jl. Pemuda No.45, Mataram
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar