Senin, 20 Agustus 2012

Demam Dengue


Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopaati,  trombositopenia, dan diatesis hemoragik.
Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue( DBD) disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma  yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue tidak terjadi kebocoran plasma.

II.1.2 Etiologi
Akan dibahas pada pembahasan etiologi Demam Berdarah Dengue.

II.1.3 Epidiomologi
Demam ini endemic di Asia tropic, dimana suhu panas dan praktek penyimpanan air di rumah menyebabkan populasi Aedes aegypti besar dan permanent. Diperkirakan sekitar 50 juta atau lebih kasus dengue setiap tahun diseluruh dunia, dengan 400.000 kasus demam berdarah dengue.
Pada masa itu infeksi virus dengue di Asia Tenggara hanya merupakan penyakit ringan yang tidak pernah menimbulkan kematian. Tetapi sejak tahun 1952 infeksi virus dengue menimbulkan penyakit dengan manifestasi klinis berat, yaitu DBD yang ditemukan di Manila, Filipina. Kemudian ini menyebar ke negara lain seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.
Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke -18, seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit  demam lima hari  (vijfdaagse koorts) kadang-kadang disebut juga sebagai  demam sendi          (knokkel koorts). Disebut demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam lima hari, disertai dengan nyeri pada sendi, nyeri otot, dan nyeri kepala.
Sejak tahun 1968 penyakit ini ditemukan di Surabaya dan Jakarta, selanjutnya sering terjadi kejadian luar biasa dan meluas ke seantero wilayah Republik Indonesia.

II.1.4 Patogenesis
Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue( DBD) disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma  yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi.
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala  dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC(Antigen Presenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi komplemen.
Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahan karena terjadi aggregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan

II.1.5 Diagnosis
Secara laboratories pada fase akut (awal demam) akan dijumpai jumlah leukosit normal, kemudian menjadi leucopenia selama fase demam. Jumlah trombosit pada umumnya normal, demikian pula semua factor pembekuan; tetapi pada saat epidemic, dapat dijumpai
Definisi kasus DD/DBD
A.    Secara laboratories
1.             Konsumtif pisitif (Kemungkinan Demam Dengue):
Apabila ditemukan demam akut disertai dua atau lebih manifestasi klinis berikut: nyeri kepala, nyeri bbelakang mata, mialgia, artralgia, ruam, manifestasi perdarahan, leucopenia, uji HI≥1.280 atau IgM anti dengue positif, atau pasien berasal dari daerah yang pada saat yang sama ditemukan kasus confirmed dengue infection.
2.             Confirmed DBD (pasti DBD):
Kasus dengan konfirmasi laboratorium sebagai berikut: deteksi antigen dengue, peningkatan titer antibody > 4 kali pada pasangan serum akut dan serum konvalesens, dan atau isolasi virus.

II.1.6 Manifestasi Klinis:
Setelah masa inkubasi 4-6 hari (rentan 3-14 hari), gejala prodromal yang tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah. Tanda khas dari DD adalah peningkatan suhu mendadak, kadang-kadang disertai menggigil, nyeri kepala, dan flushed face (muka kemerahan). Dalam 24 jam terasa nyeri pada belakang mata terutama pada pergerakan mata atau bila bola mata ditekan, fotofobia, dan nyeri otot serta sendi. Gejala lain yang dapat dijumpai adalah anoreksia, konstipasi, nyeri perut/kolik, nyeri tenggorokan, dan depresi (biasanya terdapat pada pasien demam) gejala tersebut biasanya menetap untuk beberapa hari.
Secara klinis ditemukan demam, suhu pada umumnya anatara 39-40oC, bersifat bifasik, menetap antara 5-7 hari. Pada awal fase demam terdapat ruam yang tampak di muka leher, dada. Pada akhir fase demam (hari ketiga atau keempat) ruam berbentuk makulopapular atau berbentuk skarlatina. Selanjutnya pada fase penyembuhan suhu turun dan timbul petekie yang menyeluruh pada kaki dan tangan dan diantara petekie dapat dijumpai are kulit normal berupa bercak keputihan, kadang-kadang dirasa gatal. Perdarahan kulit pada Demam Dengue terbanyak adalah uji Torniquet positif dengan atau tanpa petekie.
Derajat penyakit sangat bervariasai berbeda untuk tiap individu dan pada daerah epidemic. Perjalanan penyakit biasanya pendek 5 hari tetapi dapat memanjang terutama pada dewasa sampai beberapa minggu. Pada dewasa sering kali disertai lemah, depresi dan bradikardi. Perdarahan seperti mimisan, perdarahan gusi, hematuri, dan menorrhagia, sering terjaadi pada saat epidemic DD. Walaupun jarang, kadang-kadang terjadi perdarahan hebat walaupun jarang menyebabkan kematian. DD yang disertai dengan manifestasi perdarahan harus dibedakan dengan DBD. Pada penderita demam dengue tidak terjadi kebocoran plasma sedangkan pada penderita DBD dijumpai kebocoran plasma yang dibuktikan dengan adanya hemokonsentrasi, efusi pleura dan asites.


II.1.7 Tatalaksana Demam Dengue:                          
Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan:
1.      Tirah baring, selama masih demam
2.      Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
3.      Untuk menurunkan suhu menjadi < 39oC, dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (kontra indikasi) oleh karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis.
4.      Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
5.      Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen.

II.1.8 Komplikasi:
Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan. Meskipun demikian semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita sulit membedakan antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, yaitu pada DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal kegagalan sirkulasi (syok). Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala syok. Oleh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin. Hal tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus segera dibawa segera  ke rumah sakit. Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi . tatalaksana DD tertera pada tatalaksana tersangka DBD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar