Kasus 8
Seorang
pria, 65 tahun menderita DM sejak usia 40 tahun. Datang ke poli penyakit dalam
untuk kontrol.Hasil pemeriksaan lab menunjukan pasien ini sejak 3 bulan
terakhir tidak memberikan respon terhadap penggunaan obat oral diabet, meskipun
telah dikombinasi oleh dokternya.Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
190/110 mmHg.Nadi 90x/menit, pernapasan normal.Permasalahan yang dialami oleh
pasien ini adalah ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat, terutama yang
pemberiannya berulang.Dokter kemudian memberikan insulin dan metformin dan
antihipertensi pada pasien ini.
1.
Daftar masalah :
·
Tidak ada respon terhadap
obat diabetes oral meskipun telah dikombinasi
·
Tidak patuh minum obat
dan pasien juga mengalami hipertensi.
2.
Diagnosis :
·
diabetes melitus tipe
II
·
diagnosis komplikasi : hipertensi derajat 2
a.
Pemeriksaan fisik
TD : 190/110
mmHg
Nadi: 90x/menit
RR: DBN
3.
Tujuan terapi :
·
Umum : meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes dengan
komplikasi hipertensi
·
Jangka pendek : menghilangkan keluhan, memberikan respon
terhadap obat, tetap mengendalikan hipertensinya
·
Menurunkan TD
Non-farmakologis : Modifikasi gaya hidup antara lain:
menurunkan berat badan, meningkatkan aktivitas fisik, menghentikan merokok dan
alkohol, serta mengurangi konsumsi garam
-
Menurunkan gula darah
Prinsip tatalaksana
penderita DM tipe II
Terapi Diabetes Militus tipe 2 tetap dimulai
dengan GHS (Gaya Hidup Sehat), jika
dengna GHS gagal, maka langsung
diberikan terapi farmakologis.Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai
dengan dosis rendah, dan kemudian
dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah atau yang
dikenal dengan istilah start low go slow.
Terapi dengan OHO kombinasi (secara terpisah ataupun fixed-combination dalam
bentuk tablet tunggal), harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai
mekanisme kerja berbeda.
Untuk
kombinasi OHO dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah kombinasi OHO dan
insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang) yangdiberikan
pada malam hari menjelang tidur.
Pemberian
kombinasi obat juga berdasarkan kadar HbA1c, namun pada skenario tidak
diketahui kadar gula darahnya berapa.
Prinsip penatalaksanaan hipertensi derajat 2 pada penderita
DM tipe II
1.
Indikasi pengobatan : bila TD sistolik >130 mmHg dan /
atau TD diastolik >80 mmHg.
2.
Sasaran (target penurunan) tekanan darah:<130/80 mmHg
namun harus diteruskan walaupun sasaran sudah tercapai dan dapat dicoba
menurunkan dosis secara bertahap.
3.
Pasien dengan tekanan darah sistolik >140 mmHg atau
tekanan diastolik >90 mmHg, dapat diberikan terapi farmakologis secara
langsung.
Golongan obat
yang sesuai tujuan terapi
·
Menurunkan gula darah
-
BiguanideàMetformin
-
SulfonylureaàGlibenclamide
·
Menurunkan TD
-
Diuretika
-
Calsium chanel blocker
-
ACE-inhibitor
-
ARB (angiostensi II receptor blocker)
-
BB
Keterangan kasus 8: Keputusan dokter : insulin,
metformindan dan obat antihipertensi
Analisis:
·
Insulin
Pemberian
insulin disesuaikan dengan masalah yang ada pada pasien yang tidak patuh minum
obat terutama bila pemberian berulang.Maka pilihan rasional untuk insulinnya
adalah insulin basal intermediet atau jangka panjang.
Daftar
pilihan obatnya :
·
Metformin
Biguanide
adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan sensitifitas dari reseptor
perifer tersebut. Biguanide digunakan sebagai first line terapi untuk pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan obesitas. Pasien ini mengalami DM tipe 2 dengan obese grade 2.
Obat biguanide yang dipilih adalah metformin. Mekanisme kerjanya:
a.
Menurunkan BB 1-2kg (tidak
signifikan), namun tidak menyebabkan hipoglikemia
b.
Menurunkan
glukoneogenesis hepar
c.
Meningkatkan uptake glukosa oleh otot
d.
Meningkatkan
sensitivitas insulin
e.
Menurunkan
HbA1c 0,8-2%
Efek
samping metformin adalah Mual, muntah, diare. Untuk mengurangi keluhan tersebut
dapat diberikan pada saat atau sesudah makan. Dosis metformin untuk dewasa
& anak > 10 tahun adalah 500 mg sekurang-kurangnya untuk satu minggu
setelah sarapan, makan siang dan makan malam ( 3kali sehari). Sediaan tablet
generic untuk metformin adalah 500mg.
·
Obat antihipertensi
Untuk menangani hipertensi
pada pasien, dokter pada skenario menggunakan obat anti hipertensi, menurut JNC
VII goal dalam penurunan tekanan darah <130/80 untuk pasien DM atau gangguan
ginjal dan < 140/90 untuk pasien yang tidak mengalami gangguan. Untuk
mengatasi hipertensi pada DM, menurut JNC VII berdasarkan urutan yang dapat
digunakan antara lain ACEI atau ARB, diuretik, dan Beta bloker atau CCB. Obat
diuretic diketahui memiliki efek samping yaitu Beberapa
diantaranya mengganggu kontrol diabetes,hiperuricemia, kejang otot, meningkatkan
rasio LDL/HDL. Sehingga pada pasien ini diuretic tidak dapat dipilih. Obat beta
bloker memiliki efek samping meningkatkan trigliserida, dan menurunkan HDL
level. Jika digunakan pada pasien DM dapat berisiko meningkatkan tekanan
darahnya. Obat yang digunakan pada pasien ini kami pilih adalah ACEI.
ACE inhibitor memiliki keuntungan khusus untuk pasien DM dan akan memperlambat
perkembangan dan progresifitas diabetik glomerulopati. Obat ACEI yang dipilih
adalah cartopril dengandosis awal 12,5 mg (2 kali sehari).
dr Anshoril Arifin
SIP. No: 021/21/21/DINKES
Praktek:
Jln Pendidikan no 37 Mataram
Telp: (0370) 653666
Mataram, 08 Juni
2012
R/ Inj. Glargine 100IU/ml No. I
S.i.m.m
R/ Tab. Metformin 500mg No X
S.u.d.d. TabI. d.c.
R/ Tab. Captopril 25 mg NO X
S.b.d.d. Tab I. a.c
Pro :Mr.A
Usia : 65 th
Alamat : Jln panda No 21Mataram
|
Edukasi pada pasien:
·
Metformin diminum bersamaan saat makan, yaitu
pada suapan pertama karena oabsorbsi metformin bagus bersama makanan
·
jika sudah makan dan minum obat, namun terjadi
penundaan makan lebih dsri 3 jam, maka obat harus diminum lagi.
·
Pasien harus rajin mengontrol keadaan gula darah
·
Mengatur pola makan dan aktifitas fisik.
Olahraga teratur untuk mendapatkan berat badan ideal
Insulin yang digunakan sebenarnya bisa dalam bentuk pen
sehingga pasien dapat lebih mudah menggunakannya sendiri. Namun kami tidak
mengetahui merk dagang untuk sediaan pen tersebut.