KASUS 1
Seorang
Mahasiswa berumur 20 tahun datang ke
poliklinik unram dengan keluhan nyeri ulu hati yang berat sampai
berguling-guling sejak tadi malam. Keluhan ini disertai kembung, mual dan
muntah. Keluhan seperti ini dialami sejak 3 tahun yang lalu, kambuh-kambuhan.
Dalam 1 minggu, 2-3 kali kambuh, terutama jika terlambat makan dan minum teh
atau minuman kecut. Dia sangat khawatir, muntahnya kemarin bercampur darah
hitam. selama ini dia hanya menggunakan obat kunyah. Dokter kemudian memberikan
obat golongan antasida, antiemetik, penurun produksi asam lambung.
a.
Permasalahan
·
nyeri ulu hati sampai berguling-guling
·
nyeri ulu hati disertai kembung, mual, muntah
·
sehari sebelumnya, muntah bercampur darah hitam
·
keluhan nyeri ulu hati dialami sejak 3 tahun lalu,
kambuh-kambuhan; dalam 1 minggu, 2-3 kali kambuh, terutama jika terlambat makan
Analisis
Pasien mengeluh nyeri ulu hati yang berarti diagnosis
klinisnya adalah dyspepsia. Dyspepsia merupakan suatu sindrom atau kumpulan
beberapa penyakit saluran cerna seperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati,
sendawa, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati dan cepat merasa kenyang. Muntah
yang disertai darah biasa disebut sebagai hematemesis, hal ini terjadi karena
perdarahan gastrointestinal bagian atas. Melihat dari keluhannya yang bersifat
kronis dan kambuh jika terlambat makan, kemungkinan yang mengalami gangguan
adalah lambungnya. Keluhan dyspepsia dapat timbul pada lambung akibat adanya
tukak lambung. Tukak lambung atau ulkus gaster bermanifestasi klinis dyspepsia
dan juga hematemesis. Untuk membedakannya dengan tukak duodenum, dapat dilihat
dari keluhan pasien yang kambuh jika terlambat makan, karena pada tukak
duodenum yang terjadi adalah merasa nyeri ulu hati sekitar 90 menit post
prandial. Kemungkinan diagnosis yang lain dapat berasal dari organ hati. Namun
manifestasi klinis jika yang mengalami kelainan pada organ hati yaitu kuning
tidak nampak pada pasien. Kemungkinan yang lain juga adalah gastritis kronis.
Untuk membedakan antara tukak gaster dengan gastritis kronis diperlukan
pemeriksaan endoskopi.
Diagnosis:
dyspepsia et causa ulkus gaster.
b.
Tujuan
terapi
·
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri ulu hati dan
mual
·
Untuk menghentikan muntah
·
Mencegah kekambuhan
·
Istirahat; diet yang baik dan sesuai
c.
Daftar
kelompok obat yang manjur sesuai tujuan terapi
·
Terapi:
ü Penetral asam lambung : Antacid
ü Penghambat muntah : antiemetic ( Antagonis 5HT3)
ü Mencegah kekambuhan :Mengurangi atau menghentikan produksi
asam lambung: Antacid, Proton Pump Inhibitor (PPI), Antagonis H2
Receptor
·
Obat yang menjadi pilihan:
ü Penetral asam lambung: Antasida
DOEN, tablet kunyah.
Obat antasida
DOEN merupakan obat kombinasi magnesium dan aluminium dalam menteralkan asam
lambung, sehingga efek samping kedua zat tersebut dapat dihilangkan. Efek
samping magnesium yaitu menyebabkan diare sedangkan efek smaping aluminium
adalah konstipasi. Obat ini diberikan jika diperlukan saja. Penggunaannya dapat
diminum sebelum makan dan sebelum tidur. Penggunaan setelah makan ditujukan untuk menetralisir asam
lambung yang disekresikan saat seseorang makan atau disebut sebagai fase
gastrik. Biasanya diminum 90 menit setelah makan. Pada saat sebelum tidur
ditujukan untuk menetralisir asam lambung pada malam hari. Karena menurut yang
saya baca di Ilmu Penyakit Dalam sekresi asam lambung terbanyak adalah saat
malam hari. Pada pasien ini yang diberikan adalah suspensi dikarenakan suspensi
lebih tiidak menimbulkan enek dibandingkan tablet kunyah. Dari segi onset of
action dan kemampuan meredakan juga lebih unggul suspensi. Dosisnya adalah
4x30cc (3 kali sehari dan sebelum tidur). Walaupun penggunaannya seperti yang
disebutkan, dapat pula digunakan saat mengalami serangan nyeri.
ü Mencegah kekambuhan: Yang
paling unggul dalam mengatasi kekambuhan adalah PPI. Pasien diatas mengalami
dyspepsia kronis disertai hematemesis. Menurut penelitian, kejadian ulkus
gaster paling tinggi disebabkan oleh bakteri H. pylori. Pada pasien kita tidak
mengetahui apakah daerah tempat tinggal pasien endemic H. pylori atau tidak.
Biasanya penatalaksanaan untuk ulkus gaster dengan H Pylori harus dengan terapi
eradikasinya. Dari hasil penelitian penggunaan PPI tanpa terapi eradikasi tidak
berbeda jauh dengan penggunaan PPI yang dikombinasi dengan terapi eradikasi,
sehingga PPI adalah obat yang cocok untuk mencegah kekambuhan. Penelitian
membandingkan pengobatan PPI dan H2RA menemukan ulserasi gaster dan
ulserasi duodenum adalah signifikan lebih rendah pada pengobatan PPI. PPI yang dipilih adalah
omeprazole dengan dosis 2x20mg diberikan selama 4 minggu. Namun pada resep
dibuat pengobatan satu minggu, dengan alasan resep tersebut dapat diulang
selama 4 minggu. PPI digunakan 30 menit sebelum makan dikarenakan fungsinya
sebagai inhibisi sekresi dari asam lambung.
ü Penghambat muntah
(anitiemetic): karena penyebab muntah akibat dari peningkatan sekresi asam
lambung, obat yang digunakan tidaklah antiemetic yang bekerja di sentral
seperti metilclopramide. Dalam hal ini yang digunakan adalah domperidone. Dosis
domperidone adalah 10 mg yang diberikan setiap 8 jam sebelum makan. Hal ini
utnuk mencegah rasa mual dan muntah pada saat makan.
dr.
Anshoril Arifin Iter
3x
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek
: Jl. halmahera no. 1 Mataram,
No.
Telp : 0370 - 640247
Mataram, 8 Juni 2012
R/ Caps. Omeprazol mg 20 no XII
S. b.d.d caps I. a.c
Paraf
R/ Susp. Antasida Doen lag I
S.t.d.d. cth.I. p. c
Paraf
R/ Tab . Domperidon mg 10 no X
S. p. r. n. t. d .d. tab I. a. c
Paraf
Pro : Nona Laila
Umur
: 20 Tahun
Alamat : Jl. Bunga Mawar No. 7
Mataram
|
KIE: jika pasien
mengalami muntah darah berulang, maka segera menghubungi dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar